The Story When I Go To The Pare Village (3) #Kelud Version

Hello guys, now I want to tell you about the eruption of Kelud Mountain.
Waktu itu hari Kamis, tanggal 13 Februari 2014.
Ketika kita sedang belajar General English with Mr. Well, tiba-tiba saja sekitar jam 3 kurang, hujan sangat besar melanda kampung inggris ini. Kita sampai harus diam dulu dikelas untuk berteduh karena hujan yang sangat besar beserta angin yang kencang. Tidak ada perasaan kalau ternyata mungkin itu adalah salah satu pertanda gunung akan meletus. Kita melanjutkan belajar sambil bermain sambil menunggu hujan reda.
Pada malam harinya, aku dan teman sekamarku sedang belajar untuk ujian besok (Jum'at) sampai sekitar jam 10 malam, karena sudah tidak bisa menahan rasa kantuk ini, akhirnya kita memutuskan untuk tidur.

Sekitar pukul 22.50 malam, kabarnya gunung Kelud meletus. Kita yang sedang tidur terlelap, tidak menghiraukan bunyi letusan itu, kita hanya mengira kalau bunyi itu adalah bunyi halilintar dan kilat akibat hujan air biasa. Suaranya luar biasa dahsyat dan keras. Sekitar pukul 11.30 malam, kita baru mulai tersadar dari tidur dan mendengar suara-suara dari kamar di lantai bawah yang mengatakan bahwa gunung Kelud meletus dan hujan diluar adalah hujan kerikil bukan hujan air. Kaget rasanya ketika mendengar hal itu, hanya saja aku berusaha bersikap tenang dan tidak panik. Kita bertanya pada Mr. Lidar apakah kita sebaiknya tetap di lantai atas atau kita harus turun kebawah dan kumpul bersama. Kemudian Mr. Lidar bilang bahwa di lantai atas itu aman tapi lebih baik kalau kita turun kebawah dan kumpul bersama-sama yang lain. Lalu sekitar jam 12 malam, kita akhirnya turun ke bawah dan berkumpul bersama yang lainnya.
Keadaan diluar sana dingin sekali, tetapi keadaan didalam sini sangat panas. Mungkin dikarenakan kurangnya oksigen karena pintu dan jendela yang ditutup sehinggal ventilasi udara dari luar hanya sedikit yang masuk, sedangkan waktu itu di dalam kamar itu ada 11 orang yang menghirup oksigen bersama, dengan luas 1 kamar yang seharusnya dihuni oleh maksimal 3-4 orang hahaha.
Akhirnya, karena tidak sanggup lagi kita memutuskan untuk membagi 11 orang ini menjadi 2 kamar. Berhubung waktu itu kita (anak-anak atas) belum terlalu dekat dengan anak-anak bawah, jadi kita memutuskan untuk pindah bersama 1 kamar (kurang lebih 7 orang). Kita berbicara seputar kejadian gunung Kelud ini dan kabar-kabar terbarunya. Kita mengobrol sampai pukul 3 pagi, ketika hujan kerikil diluar berubah menjadi hujan pasir. Dan karena kita mengantuk, kita memutuskan untuk tidur. Berhubung aku ga suka tempat yang panas, sedangkan pada saat itu ruangannya sangat panas, aku pun tidak bisa tidur dan terbangun pada pukul 4 pagi. Karena sudah tidak tahan lagi, aku pun nekad keluar kamar dan berlari menuju lantai atas untuk menunggu azan subuh dan kemudian melanjutkan tidurku yang tertunda. Rasanya enak sekali kalau tidur sendiri di 1 kamar, karena suasananya jadi dingin hehe. Setelah shalat, aku pun tertidur, dan ternyata teman sekamarku pun pindah ke lantai atas juga untuk menyambung tidurnya (mungkin kepanasan juga kali ya hehe).
Pada pukul 6 pagi, kita bersiap-siap untuk mengikuti kelas Morning Expression, karena kemarin dikatakan akan ada ujian. Kita pergi bersama dengan melihat pemandangan pasir disetiap langkahnya. Di setiap tempat, rumah, sawah, jalan, dll tertutup oleh banyak sekali pasir dan kerikil. Takjub rasanya.
Ketika sampai di office, kita hanya melakukan percakapan biasa seputar gunung kelud dengan menggunakan bahasa Inggris. Dan setelah itu, ternyata kelas diliburkan akibat efek gunung Kelud. Bukannya sedih atau cemas, kita yang ada disana malah berfoto ria melihat banyak pasir, dan bermain-main dengan pasir hehe.
Setelah tau bahwa kelas diliburkan, kita pergi jalan-jalan untuk mencari masker dan berkumpul bersama anak-anak yang lain di office sambil bercerita mengenai kejadian semalam.
Ketika di Pare pasca gunung meletus, suasana tidak terlalu memprihatinkan seperti yang dikabarkan oleh berita, malahan lebih parah kota-kota lain yang terkena efek letusan gunung. Cuaca disana pun terang seperti biasanya, hanya saja banyak pasir dimana-mana.
Ini pertama kalinya aku bisa merasakan hujan pasir dan mendengar gunung meletus hehe takut tapi senang juga sih bisa mendapatkan pengalaman yang luar biasa ini hehe
Ini foto kita pasca gunung Kelud meletus.









Comments

Popular posts from this blog

Seputar Mesin Blowing

Proses Pembuatan Pulp secara Mekanik dan Kimiawi

Studi Kasus Kepemimpinan