Karangan Ilmiah
“Karangan
ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
b. Logis
c. Kuantitatif
e. Denotatif
f. Ringkas
2. Tahap Pengumpulan data.
3. Tahap Pengorganisasian.
4. Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep.
5. Tahap Penyajian
1.Tahap Persiapan
(2) Penulis mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mengerjakan.
2.1 JENIS-JENIS
KARANGAN ILMIAH
1. Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus,
bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian misalnya skripsi, tesis,
disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah
dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada
penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai
keilmiahannya.
1. Disertasi
Pencapaian
gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Phd)
dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi
dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor
dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan)
orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan
fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi atau Phd Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian
yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahasiswa (S3) harus mampu
(tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta
menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru,
pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai
cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
3.
Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan
tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan
pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih
hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi
penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi,
terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan
(masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan
data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah
tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya,
kemampuan mandiri —sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat
mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam,
tajam, dan dilakukan mandiri.
4.
Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat
mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan
dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan
‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan
mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat
tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian
langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi
kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah
sumbangan material berupa penemuan baru.
2.2 SYARAT-SYARAT KARANGAN ILMIAH
1. Penulisannya berdasarkan
hasil penelitian.
- Pembahasan masalahnya objektif
sesuai dengan fakta.
- Karangan itu mengandung masalah
yang sedang dicari pemecahannya,
- Baik dalam penyajian maupun
dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu.
- Bahasa yg digunakan hendaklah
benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi
pembaca untuk salah tafsir (dihindarkan dari penggunaan bahasa yang
maknanya bersifat konotasi/ambigu).
2.3
BAGIAN-BAGIAN KARANGAN ILMIAH
BAGIAN UTAMA
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
2.
Rumusan masalah
3.
Tujuan penelitian
4.
Ruang lingkup
5.
Manfaat penelitian
BAB II ANALISIS
1.
Landasan teori/ tinjauan teoretis
2.
Kerangak teori
3.
Kerangka konsep
4.
Hipotesis atau pertamyaan penelitian (jika ada
hipotesis)
BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN
·
Jenis penelitian
·
Populasi sample (untuk penelitian disertai unit
penelitian )
·
Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium /
eksperimental, sebelum variabel penelitian dicantumkan bahan dan alat)
·
Definisi operasioanal variabel atau istilah –istilah
lain yang digunakan untuk memberi batasan operasional agar jelas yang dimahsud
dalam penelitian itu.
·
Desain / rancangan penelitian ( tidak harus ,
kecuali pada penelitian eksperimental)
·
Lokasi dan waktu penelitian
·
Teknik pengumplan data.
·
Instrumen penelitian yang digunakan
·
Pengolahan dan Analisis data
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI – RINGKASAN
BAGIAN AKHIR
Terdiri dari Daftar pustaka dan Lampiran –
lampiran; Instrumen penelitian, Berbagai data sekunder yang
diperlukan, Anggaran penelitian, dan Jadwal penelitian.
2.4
SYARAT-SYARAT
KEBAHASAAN KARANGAN ILMIAH
a.Baku
Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat maupun kata.
Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan kaidah
ejaan.Keobjektifan ini menampak
pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang
disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
b. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa
Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya,
pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta
atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan
suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
c. Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara
pasti.
d.
Tepat
Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh
penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.
e. Denotatif
Kata
vang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak melibatkan
perasaan
karena
sifat ilmu itu objektif
f. Ringkas
Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan
kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan. tetapi isinya bernas.
g.
Runtun
Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan
tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.
2.5
TAHAP-TAHAP
PENULISAN KARANGAN ILMIAH
Dalam
penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain.
1. Tahap
Persiapan
2. Tahap Pengumpulan data.
3. Tahap Pengorganisasian.
4. Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep.
5. Tahap Penyajian
1.Tahap Persiapan
Dalam
tahap persiapan dilakukan:
a. Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
- Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
- Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yangada.
- Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
- Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
- Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
- Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.
a. Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
- Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
- Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yangada.
- Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
- Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
- Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
- Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.
b.
Pembatasan topik atau penentuan judul
- Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
- Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai
- Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
- Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai
penulisan karya ilimiah tersebut.
- Penentuan judul karya ilmiah harus dapat
menjawab dari pertanyaan yang mengandung unsur 4W + 1H yakni what (apa), why
(kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).
c.Pembuatan
kerangka karangan (outline)
- Membimbing untuk memulai menyusun kerangka
karangan
- Membuat pedoman penulisan karya ilmiah
sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
- Pembuatanrencana daftar isi dari karya ilmiah.
2. Tahap Pengumpulan Data
a.Pencarian keterangan dari
bahan bacaan atau referensi.
b.Pengumpulan keterangan
dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya
ilmiah.
c.Pengamatan langsung
(observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
d.Melakukan percobaan
dilabolatorium atau pengujian data di lapangan.
3. Tahap Pengorganisasian
dan Pengonsepan
a. Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan
bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul
diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
b. Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai
dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.
4. Tahap Pemeriksaan atau
Penyuntingan Konsep (Editing)
Tahap ini bertujuan untuk :
a. Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
b. Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak
relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.
c. Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah
untuk menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi
tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain.
d. Mengedit setiap bahasa
yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang
efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat,
penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.
5. Tahap Penyajian
Teknik penyajian karya ilmiah
harus dengan memperhatikan :
- Segi kerapian dan kebersihan.
- Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format
karya ilmiah, misal padahalaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel,
daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.
- Memakai standar yang berlaku dalam penulisan
karya ilmiah, missal standar penulisan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka
dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.
2.6 LANGKAH-LANGKAH MENULIS KARANGAN ILMIAH
1. Memilih Topik dan Tema
Pengertian
topik dan tema sering dikacaukan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang
dimaksud topik adalah bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap
dalam karya tulis atau penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai
pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik
yang memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.
Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah berikut ini.
(1)
Isu-isu
yang masih hangat.
(2)
Peristiwa-peristiwa
nasional atau internasional.
(3)
Sesuatu
(benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan
politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.
(4)
Pengalaman-pengalaman
pribadi yang berbobot. Dalam pertimbangan ini bila akan menulis karya ilmiah
bidang pendidikan maka yang menjadi pertimbangan adalah topic tentang
pendidikan.
Cara
yang mudah untuk mencari topik adalah dengan membaca secara cepat berbagai
sumber informasi, khususnya tentang pendidikan. Hal ini bertujuan antara lain:
·
menetapkan
topik yang akan dikembangkan,
·
mencari
kemungkinan terdapatnya sumber sebanyak mungkin, dan
·
mencari
verifikasi yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan penulisan atau
penelitian.
Selanjutnya
penulis perlu membatasi topik. Karena itu, penulis hendaknya:
·
memilih
salah satu aspek khusus dari topik yang menjadi pilihannya,
·
membatasi
waktu dan ruang dari aspek yang telah dipilihnya, dan
·
memilih
peristiwa khusus dari pembatasan tersebut.
Selain
itu, Wahab (1994:1-2) menyebutkan tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan topik.
·
Pertama,
penulis dapat memilih topik yang telah menjadi minatnya.
·
Kedua,
penulis dapat memilih topik yang diperkirakan dapat mengembangkan minatnya.
·
Ketiga,
topik tersebut mengundang rasa ingin tahu penulis.
Selain
ketiga hal itu, latar belakang pengetahuan penulis terhadap topik yang
dipilihnya juga sangat berperan.
Dalam
pemilihan suatu topik, penulis harus memperhatikan tiga kriteria berikut ini.
(1) Penulis harus mampu menangani topik yang
menjadi pilihannya.(2) Penulis mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mengerjakan.
(3) Penulis
mempunyai sarana, prasarana, dan waktu yang cukup untuk mengembangkan topik
pilihanya.
Setiap topik atau masalah yang dibahas dalam penelitian
harus layak. Dalam hal ini, kelayakan suatu masalah penelitian berkaitan dengan
banyak faktor. Faktor itu antara lain sebagai berikut.
(a)
Kemanfaatan
hasil, sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan
sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan
masalah-masalah praktis.
(b)
Kriteria
pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu mempunyai khasanah keilmuan yang dapat
dipakai untuk pengajuan hipotesis dan mempunyai kemungkinan mendapatkan
sejumlah fakta empiric yang diperlukan guna pengujian hipotesis.
(c)
Persyaratan
dari segi peneliti, sejauh mana kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian.
Hal ini setidaknya menyangkut lima faktor, yaitu: biaya, waktu, alat dan bahan,
bekal kemampuan teoritis peneliti, dan penguasaan peneliti terhadap metode
penelitian yg akan digunakan.
2. Mengumpulkan Bahan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan,
penulis mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media
cetak maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang
relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan
ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta
menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa
dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis
dari karya tulis tersebut.
3. Merencanakan Kerangka Penulisan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan,
serta mengumpulkan bahan yang relevan, penulis mulai merencanakan susunan
kerangka penulisan. Wahab (1994:29) menyebutkan tiga alasan penulis perlu
menyusun kerangka penulisan. Tiga alasan tersebut adalah:
(1)
penyusunan
kerangka dapat membantu penulis mengorganisasikan ide-idenya,
(2)
penyusunan
kerangka mempercepat proses penulisan, dan
(3)
penyusunan
kerangka dapat meningkatkan kualitas bahasa.
4. Penulisan Karangan Ilmiah
Setelah kerangka penulisan karangan ilmiah tersusun,
langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengembangkan kerangka
penulisan karya ilmiah tersebut menjadi paragraf-paragraf pengembangan.
Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
(1)
Pilihan
kata dalam setiap kalimat dalam paragraf.
(2)
Kalimat-kalimat
dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada kalimat sumbang, yakni yang
tidak mendukung ide pokok dalam paragraf).
(3)
Setiap
paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan beberapa ide
penjelas.
(4)
Bahasa
yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku.
(5)
Ejaan
dan tanda baca harus diperhatikan.
(6) Ada keterpaduan antara paragraf satu
dengan paragraf berikutnya.
5. Penyuntingan, Revisi, dan Draf Final
Setelah kerangka dikembangkan menjadi beberapa paragraf
dengan memperhatikan beberapa hal dalam pengembangannya, kegiatan berikutnya
adalah penyuntingan. Penyuntingan ini dapat dilakukan oleh penulis itu sendiri,
dapat juga dengan bantuan orang lain.
Proses penyuntingan ini meliputi beberapa unsur, yaitu:
(a)
teknis
penulisan (sistematika, ejaan, dan tanda baca),
(b)
kalimat,
(c)
paragraf,
(d)
bahasa,
dan
(e)
isi.
Setelah melalui proses penyuntingan ini, penulis mulai
merevisi karya tulisnya. Pada akhirnya, draf final karya tulis ilmiah tersebut
dapat disusun dan dipublikasikan.
Comments
Post a Comment