TEORI DASAR UJI MIKROSKOP SERAT
Identifikasi serat didasarkan pada beberapa sifat
khusus dari suatu serat, yaitu morfologi, sifat kimia atapun sifat
fisikanya. Pada uji mikroskop kali ini, akan diteliti mengenai morfologi
dari beberapa serat.
Pada serat alam, morfologi seratnya menunjukkan
suatu bentuk dengan perbedaan yang besar antara satu dengan yang lainnya,
karena serat-serat tersebut ditentukan oleh jenis tanaman dan jenis hewannya.
Dalam batas tertentu morfologi mempunyai bentuk yang tetap, oleh karena itu
morfologi serat dari serat alam sangat menentukan dalam identifikasi seratnya.
Pada serat buatan, morfologi serat kurang penting
untuk identifikasi serat, karena morfologi serat ditentukan terutama oleh cara
pembuatan dan penarikan seratnya, dan bukan oleh jenis seratnya.
Pada dasarnya identifikasi serat tekstil dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain : cara mikroskopi, cara pelarutan,
pewarnaan, pengukuran berat jenis, pembakaran, dan pengukuran titik leleh. Dari
beberapa cara tersebut, cara yang digunakan pada percobaan ini adalah dengan
cara mikroskop.
Identifikasi serat – serat tekstil dengan cara
mikroskop dimaksudkan untuk mengetahui jenis serat dari pandangan melintang dan
pandangan membujur, dengan demikian dapat diketahui ciri – ciri suatu serat
contohnya wool dimana seratnya bersisik dilihat dari penampang membujur atau
serat sutera mempunyai penampang melintang yang berbentuk menyerupai segitiga.
Uji identifikasi dengan mikroskop merupakan cara
yang baik, karena kita dapat mengetahui dengan jelas terutama untuk jenis serat
campuran, dalam pengujian dengan mikroskop ini dilakukan dengan 2 cara
melintang dan membujur, dengan percobaan mikroskop ini denagan jelas mengetahui
perbedaan serat yang satu dengan serat yang lain.
Bentuk penampang melintang dan membujur serat
bermcam-macam dari yang berbentuk bulat beraneka ragam sampai pipih.
Untuk pengamatan pandangan membujur serat, serat
diletakkan sejajar diatas kaca objek dan dipisahkan satu dari yang lainnya
dengan jarum supaya tidak menumpuk, kemudian ditutup dengan kaca penutup, dan
dari salah satu sisi kaca penutup ditetesi medium. Jumlah air atau medium tidak
boleh terlalu banyak, tetapi tidak boleh terlalu sedikit. Kelebihan medium
dapat dikurangi dengan kertas saring.
Untuk pengamatan penampang melintang serat,
dilakukan hal yang sama seperti pada pengamatan membujur, tetapi sebelumnya
serat harus dipotong membentuk irisan lintang.
Suatu hal yang juga penting dalam persiapan ialah
mencegah adanya gelembung udara yang terlalu banyak. Gelembung udara hampir
selalu ada, meskipun persiapan telah dilakukan sebaik-baiknya. Dibawah
mikroskop, gelembung udara tersebut akan nampak sebagai bulatan-bulatan dengan
garis tepi gelap dan bagian tengah terang.
Serat alam memiliki penampang lintang yang sangat
bervariasi, misalnya pada serat kapas, penampang lintangnya berbentuk seperti
ginjal sampai pipih. Sedangkan serat buatan untuk jenis yang sama mempunyi
penampang lintang yang hampir sama. Serat-serat buatan yang dipintal dari suatu
lelehan penampang lintangnya berbentuk bulat, misalnya nylon dan poliester,
sedangkan yang dipintal dari larutan – larutan berbentuk tulang anjing atau
berlekuk – lekuk misalnya pada asetat selulos, orlon, dan rayon.
Penampang membujur serat pun bermacam-macam mulai
dari bentuk pipih seperti pita terpuntir sampai yang berbentuk silinder untuk
sebagian besar serat buatan.
Pada umumnya serat-serat dengan penampang lintang
yang pipih memberikan kilap yang tinggi dan daya penutup yang baik tetapi
pegangannya kasar. Penampang lintang yang bulat akan memberikan pegangan dan
arsa yang enak, tapi daya menutupnya rendah. Makin luas permukan serat, daya
hisap zat warna makin baik. Terhadap serat buatan telah diushakan untuk membuat
penampang lintang yang tidak bulat, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan daya
penutup yang lebih besar, kilau yang lebih baik atau pegangan seperti sutera.
Comments
Post a Comment