TITRASI iODOMETRI
Dalam analisa
volumetri, yang dimaksud proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium
( I2 ) bebas dalam larutan, sedang proses iodimetri adalah
proses titrasi menggunakan larutan I2 sebagai standar.
Pada sebagian
besar titrasi iodometri, bila didalam larutan terdapat kelebihan ion iodida,
maka akan terjadi ion Triiodida ( I3- ). Hal
ini disebabkan karena iodium sangat cepat larut dalam larutan iodida. Khusus
dalam proses titrasi iodo-iodimetri, maka yang dimaksud dengan berat ekivalen
suatu zat adalah banyaknya zat tersebut yang dapat bereaksi atau dapat
Membebaskan
1 gram I. Dibandingkan dengan oksidator-oksidator seperti : KMnO4, K2Cr2O7, atau
Ce(SO4)2, I2 merupakan oksidator
yang lebih lemah, tetapi merrupakan suatu reduktor yang lebih kuat.
Larutan
I2 dalam larutan KI encer berwarna coklat muda. Bila 1 tetes
larutan I2 0,1 N dimasukkan kedalam 100 ml aquadest akan memberikan
warna kuning muda, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam suatu larutan yang
tidak berwarna I2 dapat berfungsi sebagai indikator. Namun
demikian, warna yang terjadi dalam larutan tersebut akan lebih sensitif dengan
menggunakan larutan kanji sebgai katalisatornya karena kanji dengan I2 dalam
larutan KI bereaksi menjadi suatu kompleks iodium yang berwarna biru, meskipun
konsentrasi I2 sangat kecil.
Hal-Hal
Yang Harus Diperhatikan Pada Titrasi Secara Iodometri
1.
“Oksigen Error” terjadi
jika dalam larutan asam (kesalahan makin besar dengan meningkatnya asam).
Pencegahan : - suasana atmosfir inert
- penambahan CO2 padat atau NaHCO3
2.
Reaksi iodometri
dilakukan dalam suasana asam sedikit basa (pH<8), jika terlalu basa, maka
akan terjadi reaksi: I2 + 2OH-
à
IO- (ion hipoiodit) + I- + H2O
3IO à 2I-
+ IO3- (ion iodat)
Sehingga volume tiosufat (titran)
berkurang, kesalahan sampai 4% terjadi pada pH sekitar 11,5.
3.
Larutan kanji yang telah
rusak akan memberi warna violet yang sulit hilang warnanya, sehingga akan
mengganggu penitaran.
4.
Pemberian kanji terlalu
awal, dapat menyebabkan iodium menguraikan amilum dan hasil peruraian
mengganggu perubahan warna pada titik akhir
5.
Penambahan KI harus
berlebih, karena I2 yang dihasilkan sukar larut dalam air
tetapi mudah larut dalam KI, jadi KI yang ditambahkan selain mereduksi analit
juga melarutkan I2 hasil reaksi.
6.
Larutan tiosulfat (H2S2O3)
dapat terdekomposisi: suasana yang sangat asam dapat menguraikan
larutan tiosulfat menjadi belerang.
Comments
Post a Comment