Trait Theory (Teori Sifat Kepemimpinan)

 

II.1            Trait Theory (Teori Sifat)

Teori sifat berusaha untuk menentukan karakteristik atau sifat-sifat pribadi seorang pemimpin yang sukses. Seorang pemimpin yang sukses seharusnya memiliki sifat-sifat berikut: kepribadian yang baik, kemampuan intelektual, inisiatif, imajinasi, stabilitas emosional, keinginan untuk menerima tanggung jawab, fleksibilitas, kejujuran, ketulusan, integritas, kemampuan untuk membuat keputusan cepat, keberanian, keandalan, kekuatan persuasif, dan sebagainya. Untuk menentukan sifat-sifat kepribadian seorang pemimpin yang sukses, penelitian dilakukan dengan memilih pemimpin yang sukses dan mengetahui sifat-sifat mereka. Diasumsikan bahwa orang yang memiliki sifat-sifat ini dapat menjadi pemimpin yang sukses.

Merupakan teori tertua dalam membangun kepemimpinan yang efektif. Teori sifat didefinisikan sebagai pola terpadu dari karakteristik pribadi yang mencerminkan berbagai perbedaan individu dan menumbuhkan efektivitas pemimpin yang konsisten di berbagai kelompok dan situasi organisasi (Zaccaro, Kemp, & Bader, 2004) .Pada dasarnya, model kepemimpinan 'Berbasis Trait' berfokus pada mengidentifikasi sifat-sifat pemimpin yang sukses.

Ide dan implikasi dari teori sifat dalam kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang efektif atau yang berpotensi menjadi pemimpin ditentukan oleh karakter atau sifat yang ada pada lahir dan tidak dapat berubah atau lebih tepat disebutkan bahwa pemimpin yang baik dilahirkan, tidak oleh proses pembentukan. Pernyataan ini didukung oleh beberapa peneliti, antara lain Lord, De Vader dan Alliger (1986) menemukan sifat kepribadian berasosiasi terhadap persepsi seseorang terhadap kepemimpinan. Kirkpatrick dan Locke (1991) menyatakan pemimpin yang efektif merupakan seseorang dengan beberapa sifat.

Secara umum, sifat dari kepemimpinan antara lain:

1.        Intelligence, merupakan sifat yang berasosiasi positif dengan kepemimpinan. Memiliki keampuan berbicara baik, persepsi, dan logis. Walaupun begitu, apabila inteligensi pemimpin dengan pengikutnya terlalu berbeda, akan menimbulkan dampak yang kontraproduktif dalam kepemimpinan disebabkan kesulitan dalam berkomunikasi atau pikiran yang terlalu maju untuk dapat dimengerti oleh pengikutnya untuk diterima.

2.        Self-Confidence, merupakan kemampuan untuk dapat untuk memahami tentang kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya. Hal ini termasuk self-esteem dan self-assurance dan percaya bahwa seseorang dapat membuat perbedaan. Kepemimpinan termasuk pada memepengaruhi orang lain, dansifat self-confidence memperbolehkan pemimpin merasa yakin bahwa usaha yang dilakukan untuk memengaruhi adalah tepat.

3.        Determination, Determinasi adalah keinginan untuk melakukan pekerjaan hingga selesai dan memiliki sifat inisiatif, persistence, dominan dan dorongan. Seseorang yang dengan determinasi akan tegas, proaktif, dan mempunyai kemampuan untuk berhadapan dengan permasalahannya.

4.        Integrity, merupakan kualitas dari kejujuran dan dapat dipercaya. Pemimpin dengan integritas akan membangkitkan kepercayaan terhadap orang lain karena mereka dapat dipercaya untuk  melakukan tugas yang diamanatkan kepadanya. Secara umum, integitas membuat pemimpin dapat dipercaya dan layak untuk mendapatkan kepercayaan karena mereka loyal dan dapat diandalkan.

5.        Sociability, merupakan sifat penting terakhir dalam menjadi pemimpin. Sociability adalah Kecenderungan pemimpin untuk mencari hubungan sosial yang menyenangkan. Pemimpin yang menujukkan sociability cenderung ramah, sopan dan bijaksana. Mereka peduli kepada orang lain dan menujukkan kepeduliannya. Pemimpin dengan jiwa sosial yang baik memiliki kemampuan interpersonal dan menciptakan hubungan kooperatif dengan pengikutnya 

Banyak peneliti melakukan consensus untuk mengetahui faktor dasar untuk membuat kepribadian (Goldberg, 1990; McCrae & Costa, 1987). Faktor tersebut dinamakan Big Five Personality Factor. Berdasarkan penelitian Judge et al. (2002) menemukan hubungan yang kuat antara Big Five Personality Factor dengan kepemimpinan. Kepribadian tersebut antara lain:

1.       Neuroticism, kecenderungan untuk depresi, cemas, tidak aman, rentan, dan berseteru.

2.      Extraversion, kecenderungan untuk ramah, tegas dan memiliki energy positif.

3.      Openness, kecenderungan untuk kreatif, berwawasan luas dan penasaran.

4.      Agreeableness, kecenderungan untuk menerima, percaya, dan menyesuaikan diri

5.      Conscientiousness, kecenderungan untuk terorganisir, terkendali, dapat diandalkan.

 

II.2.1      Kelebihan Teori Sifat

Pendekatan teori sifat memiliki kelebihan adalah kejelasannya, yang membuatnya mudah dipahami. Kemudahan pemahaman ini membuat teori sifat mudah diimplementasikan, memfasilitasi penggunaannya dalam pengembangan beberapa perangkat penilaian. Kelebihan kedua dari teori sifat kepemimpinan telah dipelajari selama satu abad, tidak ada teori lain pada penelitian mempelajari lebih luasa dan lebih dalam dariteori sifat kepemimpinan. Kelebihan ketiga dari teori ini adalah objektivitas, dimana data sepenuhnya berasal dari hasil statistik, dan pengaruh orang tersebut dihilangkan dalam teori sifat pemimpin.

Secara umum, teori sifat memberikan beberapa tahapan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin. Ini dapat mengidentifikasi sifat yang harus dimiliki dan mengetahui sifat yang kita miliki merupakan sifat-sifat terbaik bagi seorang pemimpin.

 

II.2.2      Kelemahan Teori Sifat

Pendekatan teori sifat kepemipinan memiliki kelemahan yang utama yaitu tidak mampu melakukan prediksi perilaku masa depan. Teori sifat 
secara substansial
tidak dapat menjelaskan perubahan kepribadian, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Sedangkan kelemahan kedua, dengan penelitian selama 100 tahun, hasil penemuan dari penelitian, masih ambigu dan tidak pasti karena sifat berbeda dalam penelitian ketika menjadi pemimpin. Yang terakhir, teori sifat tidak mudah diaplikasikan untuk pelatihan dan pengembangan untuk kepemimpinan. Walaupun sifat-sifat kepemimpinan dapat diketahui, tidak mudah untuk mempelajari karena sifat cenderung susah untuk dirubah.

Terlepas dari keterbatasan tersebut, teori sifat kepemimpinan tidak sepenuhnya tidak valid. Teori mereka menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat pribadi tertentu.

 

II.2.3      Contoh Teori Sifat

Judul : Assessing the trait theory of leadership using self and observer ratings of

personality: The mediating role of contributions to group success

Tujuan: Menggunakan penilaian sendiri dan pengamat untuk melihat hubungan perilaku dengan kepemimpinan

Partisipan: 178 murid (80 murid MBA mempelajari kepemimpinan dan pengembangan diri) dan (98 mahasiswa mempelajari manajemen).

Hipotesis:

H1a: Neuroticism is negatively related to perceptions of leadership

H1b:Neuroticism assessed using self and observer ratings explains more variance in perceptions of leadership than neuroticism assessed using only self ratings.

H2a: Extraversion is positively related to perceptions of leadership.

H2b: Extraversion assessed using self and observer ratings explains more variance in perceptions of leadership than extraversion assessed using only self ratings.

H3a: Openness to experience is positively related to perceptions of leadership.

H3b: Openness to experience assessed using self and observer ratings explains more variance in perceptions of leadership than openness to experience assessed using only self ratings.

H4a: Conscientiousness is positively related to perceptions of leadership.

H4b: Conscientiousness assessed using self and observer ratings explains more variance in perceptions of leadership than conscientiousness assessed using only self ratings.

H5a: The relationship between neuroticism and leadership perceptions is mediated by contributions to group success.

H5b: The relationship between extraversion and leadership perceptions is mediated by contributions to group success.

H5c: The relationship between openness to experience and leadership perceptions is mediated by contributions to group success.

H5d: The relationship between conscientiousness and leadership perceptions is mediated by contributions to group success.


Pada penelitian ini para responden mengisi tes kepribadian untuk mengukur Big Five Personality Factor atau Big Five Traits. Selanjutnya partisipan dimasukkan kedalam grup untuk menyelesaikan masalah yang merupakan 4 permasalahan terkait sumber daya manusia. Setiap partisipan menyelesaikan masalah secara individual dan kemudian dikumpulkan dalam grup untuk memberikan konsensus.

Berdasarkan hasil penelitian, 4 dari 5 Big Five Trait yaitu neuroticism, extraversion, openness to experience, dan conscientiousness signifikan terhadap kepemimpinan untuk hipotesis 1 hingga 4. Sedangkan untuk hipotesis 5, hanya hipotesis H5b dan H5c yaitu extraversion dan openness of experience relative signifikan terhadap kepemimpinan dalam kontribusi grup terhadap kesuksesan.

Comments

Popular posts from this blog

Seputar Mesin Blowing

Proses Pembuatan Pulp secara Mekanik dan Kimiawi

Studi Kasus Kepemimpinan